Langkahku semakin cepat, berlari
mengejar pesawat yang akan membawaku pergi.
Keterlambatan pesawat pertama karna
alasan tertentu memaksaku berlari cepat menuju terminal lanjutan tanpa
mempedulikan heels 3 cm yang ku pakai yang ada di otakku saat itu hanya lari..lari...dan lari (beruntung gak cedera). Akhirnya aku berhasil check in
30 menit sebelum pesawat berangkat… Alhamdulillah masih terkejar. Aku melihat sekeliling mencari bangku tunggu yang
masih kosong tuk sekedar menyandarkan tas-tasku dan meluruskan kaki yang telah sangat
letih. Haaaah lega….sambil kipas-kipas dengan tangan aku lihat disekitar tempat
ku duduk...berbagai penumpang dari berbagai negara bersliweran berombongan…rame
ya….entah mau pergi kemana dan dari mana.
Pandanganku langsung tertuju pada
seorang muslimah bergamis hitam berkhimar hitam lebar dan bercadar hitam
bersama seorang laki-laki paruh baya berjenggot putih yang ku duga adalah
suaminya…tampilan mereka memang paling mencolok diantara kerumunan orang saat
itu…Masya Allah…ghuroba!. Kalau liat dari wajah suaminya sih kayaknya orang
timur tengah sono. Si bapak nampak melihat-lihat kursi lalu mempersilakan
istrinya duduk di bangku pilihannya yang sekitarnya adalah penumpang wanita….
Sementara beliaunya memilih berdiri karena tidak kebagian tempat duduk wah
sweet banget yak … berasa jadi pengawal pribadi gitu :D
Sudahlah.. ku coba berganti
pandangan… tiba-tiba ada sepasang mbak dan mas (pasangan muda) menempati bangku
depan saya…alamak serasi sekali ya mereka…seneng ya kalo bisa pergi kemana-mana
bareng….sama persis kayak aku dan ransel kesayangan
yang always menemani kemanapun pergi :D
Entah hari ini itu kenapa ya…benar-benar
nyebelin..….. fuih…udah habis lari-lari ngos-ngosan rehat bentar udah nemu
situasi-situasi yang bikin baper….eh laper ding… huaaa… gak apa lah… Allah Maha Baik kok …Allah sebaik-baik penjaga :)
Dari kejauhan saya melihat
seorang ibu berjilbab putih bersama suaminya (dugaan ku) yang nampak bingung
mencari kursi tunggu, akhirnya saya menggeser ranselku agar beliau bisa duduk
disebelahku. Ibu itu melihat gerakku lalu berjalan menuju ke arahku dan duduk
bersebelahan denganku. Kamipun berbalas senyum, beliau lalu memulai percakapan
dengan bertanya “what time is it?”….
(dalam hati..waduh ngajak ngobrol
pake English nih...bismillah moga grammar-ku gak diketawain yak..hihi…moga
lidahku gak salah bicara kali ini)
Aku melihat jam dan menjawabnya..lalu
gantian aku bertanya..”hmm..where do you come from?”
“I from China…” jawabnya singkat
(entah aku gak paham kenapa beliau masih menyebut dengan istilah China
daripada menggunakan istilah Tiongkok)
Waaaaaw….berasa kayak syuting
film “Assalamu’alaikum Beijing” aja aku jadinya…hahahaha. Aku suka banget ama
film itu :) .Wah kesempatan bagus nih buat nanya-nanya
tentang Islam disana….keren ih ibunya udah berhijab..cantik….but she look like muslimah
from Indonesia…putih sipit dan cantik…asia bangetlah.
Obrolan kamipun berlanjut..dan
ibunya jadi yang malah banyak bertanya ma aku (walah kok malah kebalik…padahal
tadinya aku yang mau nanya-nanya..tapi ya udah lah….yah walau risikonya pihak
yang ditanya bakal harus mengeluarkan kata-kata penjelasan lebih banyak daripada
yang nanya..wah..gawat nih...kamus mana kamus….help ) :D
Ibu itu bertanya dengan ekspresi penuh
keheranan yang kalo dalam bahasa kita kira-kira gini terjemahannya “apa kamu
pergi hanya sendirian? dengan barang-barang sebanyak itu?”
ku liat mata sipitnya agak melebar.
(aku binggung dan lebih heran daripada beliau…hemm…
dalam hati aku bertanya....emang kenapa kalo aku pergi sendirian dan membawa
barang sebanyak itu emangnya aneh banget yak???)
akupun tersenyum dan bilang
“yes,…right”.
(Njeh bu leres….soale aku wes
binggung arep ngomong opo meneh)
(dalam hati aku mulai merasa
tidak tenang….sepertinya…sepertinya ada kesalahan yang telah ku lakukan…salah
ya?). aku gak berani menatap wajah ibu itu yang masih menatapku keheranan….
Atau bahasa jawanya “aku isin” ^^'
Sejenak hening….
“Emm….anda pergi dengan suami
anda?”aku coba untuk menatapnya kembali
“iya….entah tadi dia pergi
kemana…katanya mau lihat-lihat sebentar. Kami pergi karna ada urusan bisnis”
Suasana jadi lebih cair….obrolan
kamipun mulai nyambung satu sama lain…mulai ketawa ketiwi bareng…walau dengan
bahasa inggrisku yang pas-pasan kami bisa saling berkomunikasi dengan baik.alhamdulillah….
Tapi obrolan kamipun jadi berubah
lebih serius lagi….
Beliau bertanya “ apakah di
Negara anda (Indonesia) para muslimah bekerja setelah menikah?”
ku jawab “ iya mereka bekerja,
tetapi ada juga yang tidak bekerja dan lebih memilih mengurusi anak dan
keluarganya, Bagaimana dengan di China?”
“ya…sama seperti itu”
(masya Allah ini untuk kesekian
kali aku dapat pertanyaan soal ginian….after married be a worker or not?..kali
ini ibu itu nanyanya umum si bukan tentang rencana saya dimasa depan :) iya…masa depan bersama
dia yang masih “in syaa Allah”)
Tak lama kemudian terdengar
panggilan penumpang, dan ternyata kami satu pesawat….ibu itu duduk dideretan kursi di samping
ku..ealah…sepertinya aku emang berjodoh dengan ibu ini….hehehe…. Nampak si
suami membereskan seat belt si istri memastikan bahwa kursi itu aman untuk
istrinya duduk….setelah semuanya duduk saya kembali menyapa ibu tersebut dan
juga suaminya…bapak itu membalas dengan senyuman sangat ramah..sepertinya ibu
itu sudah bercerita jika tadi kami telah ngobrol banyak.
Setelah memastikan hp ku sudah
turn off…entah kenapa perasaan aku masih tidak tenang.
Sebenarnya aku sadar bahwa ada
kesalahan yang ku lakukan…. bukan soal berani atau tidak pergi jauh
sendiri…bukan soal kuat atau tidak saya membawa tas-tas berat…bukan!…..aku
memang berani..aku sanggup membawa aneka macam barang sendiri….hanya saja aku
tak sanggup melindungi diri sendiri dari ancaman panasnya neraka karena
kepergianku tanpa”…...”
Aku pernah mendengar bahwa
sebaik-baik wanita muslimah yang berpergian adalah bersama mahrom nya…dan tidak
tidak ada ulama yang berbeda pandangan soal ini (seingetku sih… maaf kalau
penyebutannya masih kurang pas)
hemm...aku telah pergi dari
rumahku sejak awal kuliah S1 dulu……sejak saat itu memang jadi kemana-mana pergi
sendiri dan aku memikul tanggung jawab penuh atas keselamatan diriku sendiri.
Beda jauh jika dirumah…kalau di rumah mah kemana-mana biasanya kalau tidak
diantar jemput bapak ya diantar jemput mas :) .tapi
selama merantau kuliah kemana-mana ya sendirilah…..kadang ya rame-rame sama
teman…tapi pada suatu kondisi misal jadi delegasi organisasi/kampus yang mesti
pergi sendiri. Pernah juga dulu ibu marah besar karna aku pergi dengan jarak
cukup jauh sendiri untuk ikut suatu pelatihan. Walau tengah merantaupun soal ijin
perijinan pergi ke orangtua masih suatu hal yang perlu “diperjuangkan” ijinnya.
Harus jelas kemana,untuk urusan apa, penting banget apa enggak, sama siapa,
berapa lama, naik apa dan memberi kabar kalau sudah selesai,dsb..dst...
Walaupun aku percaya bahwa Allah
adalah sebaik-baik pelindung dan penjaga…walaupun dzikir selalu menemani
waktu-waktu perjalananku…walau diri selalu dalam kewaspadaan optimal sanggup
melek siap siaga 24 jam itu saja tidak cukup!….tetap saja harus menyertakan
mahromku dalam perjalanan panjangku (harusnya!!! Kudune yo koyo ngono..tapi yo
piye meneh ^^’ semestinya sih kayak gitu...tapi ya….gimana….hmm….semoga…..semoga
hal beginian ini segera ketemu solusinya).
Robbanaa dholamnaa anfusanaa
wa’ilam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khoosiriin.
Ya Tuhan kami, kami telah
menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
(Q.S.7:23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar