Thank You

Thank You For Your Visit ^_^

Minggu, 08 April 2012

"Habis Gelap Terbitlah Terang" Generasi Kartini Lebih Sehat


Ingat April ingat Ibu Kartini, right? 

Sekitar 108 tahun yang lalu beliau meninggal karena mengalami komplikasi  saat melahirkan anak pertamanya dalam usia 25 tahun, salah satu sebabnya adalah preeklamsia...hmm.... tidak jauh beda dengan kondisi Indonesia 2012 ...AKB dan AKI masih tinggi...preeklamsia dan eklamsia menduduki peringkat kedua penyebab kematian ibu melahirkan di Indonesia yakni 24 persen (SDKI2007)


not only remember but also lets we care about it... :)

Kesadaran akan pentingnya hal ini sangat penting guna mengurangi kematian bayi dan ibu di Indonesia. Perkembangan teknologi kedokteran modern semestinya bisa mengatasi masalah tersebut. Tetapi secanggih apapun teknologi yang ada bila tidak didukung dengan perubahan perilaku, yang diawali dengan perubahan pengetahuan tidak akan berefek terlalu banyak, wanita dan keluarga dalam hal ini suami juga harus peduli dan sadar akan pentingnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak. 

Masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan yang baik (high educated) biasanya memiliki kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya pengetahuan kesehatan, lalu bagaimana  dengan masyarakat yang kurang berpendidikan (low educated)?. Jumlah masyarakat yang low educated jauh lebih banyak dari pada yang educated, hal ini masih juga menjadi masalah negara yang belum terselesaikan juga masalah low income (pendapatan rendah). Apakah penyelesaian masalah tingginya AKI dan AKB harus menunggu penyelesaian masalah-masalah tadi?. Memang benar masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan memang saling berpengaruh, tetapi jika penyelesaian masalah kesehatan harus menunggu masalah ekonomi dan pendidikan selesai(kualitas dan kuantitas pendidikan) mau menunggu sampai kapan?. Sebenarnya pemerintah telah berupaya memberikan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat lewat kegiatan posyandu, lewat bidan, melalui poster, leaflet,dan berbagai media lainnya. Apakah semua itu sudah efektif?. 

Upaya-upaya tersebut mungkin telah sukses merubah pengetahuan masyarakat dari yang tidak tahu menjadi tahu, masalah selanjutnya adalah akankah masyarakat yang sudah memperoleh pengetahuan tadi mau dan mampu mempraktikan pengetahuan yang didapat?. dalam hal ini perlu diupayakan kemandirian dari masyarakat itu sendiri dalam upaya mencerdaskan masyarakat itu sendiri, peran serta keluarga juga penting untuk memberikan dukungan kepada ibu atau untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat.

Peran wanita yang di jaman sekarangpun telah banyak bergeser, dahulu ketika di jaman Kartini wanita hanya sebagai "konco wingking" (bahasa jawa= teman di belakang) hanya berperan mengurusi anak dan suami tanpa mendapat kesempatan mengenyam pendidikan yang tinggi, memang wajar jika kasus kematian ibu dan bayi tinggi. Lalu bagaimana dengan wanita jaman sekarang yang dapat mengenyam pendidikan  jauh lebih tinggi, kenapa angka kematian ibu dan bayi masih tinggi?. apakah karena belum meratanya pendidikan di kalangan wanita?. Jika memang begitu, sudah semestinya pergerakan wanita Indonesia diarahkan tidak hanya menuntut hak atas kesetaraan gender atau emansipasi wanita saja, tapi harus lebih gencar lagi mengkampanyekan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi bagi kaumnya. Para wanita Indonesia yang mendapat kesempatan mengeyam pendidikan tinggi sudah semestinya berbagi dengan wanita yang lain yang kurang beruntung. Pendidikan kesehatan bagi wanita atau para remaja putri terutama merupakan tanggung jawab semua kalangan, terutama bagi kaum wanita. 

Tempo dulu Kartini memperjuangkan pendidikan bagi wanita indonesia, "habis gelap terbitlah terang" sebuah judul buku yang terkenal menggambarkan pemikiran dan perjuangan kartini. Meneladani semangat Kartini yang berjuang demi kemajuan kaumnya yang  saat itu kurang mendapat pendidikan yang layak, maka tugas kaum wanita di jaman moderen ini adalah bagaimana wanita bisa memperjuangkan kaumnya untuk dapat menjaga kesehatan reproduksinya,hidup lebih sehat, dan mampu melahirkan keturunan yang sehat dan berkualitas, serta mengurangi risiko kematian akibat melahirkan melalui pendidikan . Wanita bisa membantu menyebarkan pengetahuan yang dimilikinya kepada sesamanya. sebagaimana perjuangan kartini dulu, maka yang pertama kali harus diperjuangkan adalah bagamana memberikan pengetahuan yang baik kepada wanita tentang kesehatan, diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilakunya agar bisa berubah menjadi lebih sehat yang nantinya akan merubah kondisi menjadi lebih sehat. Tidak dapat dipungkiri, walaupun wanita karir sesibuk apapun, peran wanita dalam menjaga kesehatan keluarganya sangat besar. Bisa dibayangkan bila para wanita Indonesia mempunyai pengetahuan yang baik dalam menjaga kesehatan maka hal ini juga berpengaruh pada kesehatan  keluarganya. Pendidikan kesehatan bagi wanita penting diusahakan, baik itu dari pemerintah maupun non-pemerintah. Kemandirian masyarakat terutama kaum wanita sangat penting dalam upaya mewujudkan wanita yang berpengetahuan kesehatan yang baik demi menciptakan keluarga yang sehat.



Indah Kurniasari