Thank You

Thank You For Your Visit ^_^

Sabtu, 25 Mei 2013

It's My Way, Hidupku Indah Part 3 "Aku ingin tahu...biarkanlah aku tahu"


"Aku ingin tahu...biarkanlah aku tahu"

Masa SD

Sejak kecil memang rasa ingin tahuku sangat, tinggi, kritis, banyak mengajukan pertanyaan bahkan sering dibilang cerewet bawel dan sebagainya. Ketika aku bertanya tentang sesuatu biasanya tidak puas dengan jawaban dan kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang detail, sejak TK hingga SD jarang dianter jemput orang tua, hampir setap hari anak sekecilil itu berangkat dan pulang sekolah sendiri dengan berjalan kaki , sudah dibiasakan hidup mandiri sejak kecil sejak SD kelas satu aku sudah mandiri (mandi sendiri) memakai baju dan buku sendiri, berangkat ke sekolah pagi-pagi berjalan kaki ke sekolah karena jaraknya tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 500 meter.  Dulu hobi sekali manjat pohon bahkan sering tidur siang diatas pohon, atau bila lagi dimarahi ibu aku sering kabur dan sembunyi di atas pohon, sering berkhayal dulu, saat kecil dulu aku pernah bercita-cita jadi ilmuan tetapi tak seorangpun tahu akan hal itu hingga tulisan ini dibuat, aku orang yang tidak suka menjadi seseorang sama dengan kebanyakan orang, selalu berusaha untuk membuat sesuatu hal berbeda dari kebanyak orang (kreativitasnya tinggi) akan tetapi bakat-bakat yang ku miliki dulu sayang tak dapat dikembangkan dengan baik karena aku oranganya agak pemalu, dulu karena terlalu kritis dalam bertanya dan sering mengajukan pertanyaan yang beruntun yang sulit dijawab aku jadi sering dimarahi baik disekolah maupun di rumah (namanya juga anak kecil rasa ingin tahunya sangat tinggi), ingat dulu (jaman kurikulum pendidikan “diam” itu emas) aku sering ditegur oleh guruku gara-gara mengajak diskusi teman sebangku seputar pelajaran yang diajarkan, sering juga dilempari kapur gara-gara dianggap “mengganggu” , hal yang paling membuat trauma hingga sekarang adalah KEBENCIANKU PADA PELAJARAN MATEMATIKA, kenapa? Dulu pernah di beri PR tentang pembagian atau bilangan pecahan atau apa aku lupa, aku mengerjakan soal itu menggunakan caraku sendiri karena menurutku cara yang diajarkan guruku itu terlalu bertele-tele dan ribet, saat besoknya dikoreksi jawaban ku benar, tetapi aturan main saat itu walaupun jawabannya benar tapi kalau caranya “salah” (tidak sama dengan yang diajarkan) maka dinilai salah, aku sudah berusaha memprotes guruku tapi keputusan tetap sesuai aturan tanpa melihat dari mana proses berpikirku menggunakan cara itu akhirnya aku mendapat nilai 2 atau 3 gitu padahal anak paling bodoh dikelasku saja dapat nilai 6, karena dapet nilai terjelek teman-teman mengejekku, dan sesampai di rumah juga diejek kakak-kakak ku (mereka memang pada rangking 1 kelas) , belum lagi kena marah bapak ibu, sejak saat itu aku sangat benci dengan matematika, dulu aku orang yang mudah bosan sering bolos atau kabur dari TPQ, bahkan aku keluar dari TPQ waktu masih jilid 4, sering dimarahi ibu gara-gara ngak mau ngaji, lalu melanjutkan ke 2 mushola dekat rumah tapi ujung-ujungnya sama, baru ngaji beberapa bulan bosen keluar, ibuku hanya geleng-geleng kepala dan banyak beristigfar, punya anak cewek cuma satu disuruh ngaji susahnya, belum lagi susah kalau disuruh sholat hingga kelas 6 SD aku masih jarang sholat, astagfirullah catatan kelam masa lalu, bandel banget.

Indah Kurniasari